Langsung ke konten utama

SINERGIKAN KEBUDAYAAN MASYARAKAT LOKAL DAN ALAM, PEMKOT CIMAHI BANGUN DESTINASI WISATA EKOWISATA CIMENTENG

Ragam Indonesia News 30 November 2021

 Di tengah tingginya tingkat kerusakan lingkungan karena aktivitas manusia, termasuk aktivitas pariwisata, konsep ekowisata menawarkan solusi untuk pengembangan sektor wisata yang beretika lingkungan. Ekowisata atau ekoturisme merupakan salah satu kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam, aspek pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal serta aspek pembelajaran dan pendidikan.

Ide dan pemikiran membangun ekowisata di Kota Cimahi bukan lah hal yang baru. Rencana pembangunan ekowisata Cimenteng dimulai pada tahun 2019 dengan dokumen Detail Engineering Design (DED) yang dibuat oleh DISPARBUD Provinsi Jawa Barat, namun karena adanya beberapa kendala pekerjaan fisik terhambat dan akhirnya bisa direncanakan kembali pada tahun 2021.

Terlambatnya pembangunan fisik dari rencana tahun 2019 ke 2021 mengharuskan perubahan review DED baik dari segi penganggaran maupun desain konstruksi, oleh karena hal tersebut sehingga berpengaruh terhadap jadwal pelaksanaan pembangunan yang bergeser pada akhir tahun. 

Peletakan Batu Pertama Pembangunan Destinasi wisata Cimenteng diselenggarakan Pemerintah Kota Cimahi melalui Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga (Disbudparpora) pada hari Senin (29/11/2021) di lokasi Ekowisata Cimenteng RW 12, Kelurahan Cipageran Kecamatan Cimahi Utara. Adapun pagu pembangunan tersebut senilai 3,1 miliar dengan lama pengerjaan selama 45 hari sampai dengan tanggal 30 Desember 2021. 


Dalam sambutannya Plt. Wali Kota Cimahi, Letkol (Purn) Ngatiyana menyebutkan bahwa peletakan batu pertama memiliki makna filosofis yang dalam, “Peletakan batu pertama pembangunan sebuah proyek perlu kita maknai sebagai peletakan “fondasi berfikir” dan “landasan Pijak” untuk memulai Langkah-langkah besar dan merealisasikan gagasan-gagasan brilian demi pembangunan dan kesejahteraan masyarakat,” tukasnya. 

“Kegiatan ekowisata merupakan bagian dari industri pariwisata yang secara langsung memberi akses kepada semua orang untuk melihat, mengetahui, serta menikmati pengalaman alam, intelektual dan budaya masyarakat lokal,” ungkap Ngatiyana. Ia pun menyebutkan bahwa dalam pengelolaannya, Ekowisata Cimenteng akan memegang prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan yang berkontribusi terhadap kegiatan konservasi alam dan budaya dengan melibatkan masyarakat lokal dalam perencanaannya.

Ngatiyana menyebutkan bahwa tujuan dibangunnya destinasi wisata Cimenteng adalah untuk melestarikan budaya, untuk kepentingan masyarakat, khususnya untuk mengundang wisatawan baik dalam dan luar kota Cimahi, “Mudah-mudahan dengan dibukanya Ekowisata Cimenteng ini dapat mengembangkan usaha khususnya bidang jasa dan perdagangan yang mendukung industri pariwisata itu sendiri. Hal ini juga untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. UMKM dapat turut memasarkan produknya disini,” lanjut Ngatiyana. 

Senada dengan pernyataan Plt. Wali Kota Cimahi, Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga, Budi Raharja, menyatakan bahwa pembangunan destinasi wisata Ekowisata Cimenteng ini dilakukan dalam rangka pemulihan ekonomi nasional yang didanai dari bantuan keuangan Provinsi Jawa Barat tahun 2021, “Hal ini sebagai stimulan agar masing-masing daerah mampu mengembangkan pariwisatanya khsususnya pada prioritas pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi,” ungkapnya.

Ia mengungkapkan bahwa dari sisi konseptual Ekowisata Cimenteng merupakan pengembangan pariwisata yang berkelanjutan untuk mendukung upaya-upaya pelestarian lingkungan, yakni alam dan budaya, meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sehingga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat dan pemerintah lokal.

Konsep ekowisata melibatkan masyarakat lokal dalam pengembangan dan pengelolaannya. “Pemberdayaan masyarakat destinasi pariwisata memainkan peranan penting untuk mewujudkan masyarakat yang sadar wisata,” ujar Ngatiyana.

Ngatiyana juga mengungkapkan komitmen Pemerintah Daerah Kota Cimahi untuk terus berupaya melakukan pembinaan sekaligus memperkenalkan dan memperkuat “branding” melalui pengembangan obyek wisata di Kota Cimahi, “Dengan branding atau citra yang kuat, tentu keberadaan destinasi wisata di Kota Cimahi akan semakin dikenal masyarakat dan wisatawan,” tukasnya.

Ia pun berharap melalui pembangunan Ekowisata Cimenteng, pariwisata Kota Cimahi bisa lebih dikenal dan semakin banyak wisatawan berkunjung ke obyek-obyek wisata yang ada,” pungkas Ngatiyana.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tokoh Sunda Gelar Sawala Luhung, Soroti Gaya Kepemimpinan Dedi Mulyadi sebagai 'Maung Sagara'

GARUT, 2 Juni 2025 – Para tokoh Sunda, termasuk Abah Kian Santang Majalaya (Ketua Padepokan Ngaji Diri Ngaji Rasa) dan Asep Sabda (Ketua Yayasan Sentral Kebudayaan Daerah SABDA) dari Garut, berencana menggelar Musyawarah Besar (Sawala Luhung) pada Mei 2025. Pertemuan ini akan fokus membahas fenomena kepemimpinan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang kerap menuai kontroversi, mulai dari penutupan tempat wisata yang dianggap melanggar tata ruang hingga penggunaan barak TNI untuk mendidik anak-anak bermasalah. Dalam keterangan pers, Asep Sabda mengungkapkan bahwa musyawarah ini akan mengkaji secara mendalam sosok Dedi Mulyadi yang digambarkan sebagai "Maung Sagara". Istilah ini merupakan kiasan yang menggabungkan simbol "Maung" (Harimau) yang melambangkan wibawa, keberanian, kekuatan, kekuasaan, dan mistik, dengan "Sagara" (Lautan/Samudra Luas) yang merepresentasikan kedalaman, ketidakterbendungan, dan misteri. "Kang Dedi Mulyadi adalah Maung Sagara. B...

Hibah PATAKA Kerajaan Pajajaran kepada Kang Dedi Mulyadi, Simbol Kebangkitan Sunda

Bogor, 14 Juni 2025 – Sebuah peristiwa bersejarah terjadi hari ini di Batu Tulis, Bogor, dengan disepakatinya hibah PATAKA (Bendera Perang) Kerajaan Pajajaran kepada Kang Dedi Mulyadi, yang kini menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat. Kesepakatan ini dicapai dalam sebuah Sawala Adat yang diprakarsai oleh Yayasan Sentral Kebudayaan Daerah SABDA, yang diketuai oleh Saudara Asep Sabda, dan Aliansi Komunitas Budaya Jawa Barat, yang diketuai oleh Abah Iman. Acara Sawala Adat ini turut dihadiri oleh perwakilan dari Padepokan Aji Diri Aji Rasa Majalaya, Kabupaten Bandung, yaitu Aang Sancang dan Abah Mahpudin, serta Tokoh Adat Ci Mande Bogor, H. Asep Ci Mande. Pusaka dan PATAKA yang dihibahkan ini merupakan peninggalan bersejarah dari Kerajaan Sunda dan Kerajaan Pajajaran, yang berlokasi di Batu Tulis, Kota Bogor. Yang paling menarik perhatian adalah kehadiran PATAKA atau bendera perang dari masa Kerajaan Sunda dan Pajajaran, yang dalam bahasa Sunda diistilahkan sebagai "Muka Tutungkusan...

Kontes Ayam Hias Semarakkan Lapangan Pemkot Cimahi, Dorong Potensi Ekonomi Kerakyatan

Cimahi, 14 Juni 2025 – Ratusan penggemar ayam hias memadati Lapangan Pemkot Cimahi hari ini untuk mengikuti Kontes Ayam Hias Piala Walikota Cimahi. Acara ini secara resmi dibuka oleh Assisten III, Harjono, yang mewakili Walikota Cimahi. Turut hadir dalam pembukaan Kepala Dinas Pangan Pertanian yang di wakili, serta Camat Cimahi Utara, Ruly. Dalam sambutannya, Harjono menyampaikan permohonan maaf atas ketidakhadiran Walikota Cimahi karena kesibukan lain. Ia menyambut baik kegiatan ini dan berharap kontes ayam hias dapat terus berkembang serta semakin memajukan dunia ayam hias di Cimahi dan sekitarnya. "Alhamdulillah, Cimahi hari ini di tengah berbagai kegiatan, salah satunya dimeriahkan dengan kontes ayam," ujar Harjono saat membuka acara. Harjono menjelaskan bahwa kontes ini tidak hanya mempertandingkan ayam hias, tetapi juga beberapa jenis ayam lain seperti ayam Pelung. Ia juga menyampaikan terima kasih atas dukungan dari Kepala Dinas Provinsi serta para sponsor dari Pokn...