Langsung ke konten utama

PJ Walikota Cimahi: Guru Ngaji Bukan Pengajar tapi Pendidik

PJ walikota Cimahi H Dikdik Suratno Nugrahawan saat memberikan sambutan di acara Demaji. 


CIMAHI, RIN - Penjabat (PJ) Walikota Cimahi, H Dikdik Suratno Nugrahawan menegaskan, guru ngaji itu bukan pengajar, tapi adalah sebagai pendidik.

“Ada sedikit definisi yang berbeda, antara pengajar dan pendidik,” terang Dikdik saat menghadiri acara Demam Mengaji (Demaji) 90 Menit Bisa Baca Qur’an dari Nol.  Kegiatan itu dihadiri oleh seluruh guru ngaji Se Kota Cimahi,  di Gedung Technopark Lantai II, jalan Baros Cimahi Selatan, Selasa (25/7/2023).

Kata Dikdik, yang namanya seorang pengajar itu, dia mengajar seseorang dari yang tidak bisa menjadi bisa. Tapi seorang pendidik, bukan hanya sekedar mengajarkan dari yang tidak menjadi bisa, tetapi bagaimana yang diajarkan itu paham tentang apa yang diajarkan oleh gurunya.

Jadi, tegas Dikdik, seorang pendidik, dapat mengajarkan kepada muridnya, si murid dapat memaknainya dan bisa mengartikan materi yang disampaikan.

“Begitupun yang disampaikan dalam hal mengaji, setiap ayat yang diajarkan, dalam mengaji ini harus diketahui makna dan isinya, sehingga itu bisa meresap kepada siswa didik,” terang Dikdik.Bahkan, kata Dikdik pula, mudah-mudahan pendidikan ngaji seperti yang diterangkannya tersebut, menjadi bekal bagi murid-murid yang belajar ngaji Alquran, untuk menjadi manusia yang religius.

Begitu pula selanjutnya kata Dikdik,  para guru ngaji juga harus dapat membaca perubahan zaman.

“Jaman setiap hari setiap saat berubah, bahkan perkembangan teknologipun begitu, setiap saat berubah, tentu ini semua akan ada dampak bagaimana kita meminimalisir tidak menjadi hal yang buruk kepada masyarakat,” bebernya.

Pesan Dikdik kepada guru ngaji se Kota Cimahi ini, dalam mendidik murid-muridnya dapat secara optimal, dalam melaksanakan dan fungsinya. “Mudah-mudahan dapat memberikan kontribusi dalam mewujudkan Cimahi yang unggul,” pesannya.

Hadir pula dalam acara Demaji tersebut, Asisten I bidang Pemerintahan dan Kesra, Yanuar Taufik dan Kepala Bagian (Kabag) Kesra, Sugeng. (Bagdja)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tokoh Sunda Gelar Sawala Luhung, Soroti Gaya Kepemimpinan Dedi Mulyadi sebagai 'Maung Sagara'

GARUT, 2 Juni 2025 – Para tokoh Sunda, termasuk Abah Kian Santang Majalaya (Ketua Padepokan Ngaji Diri Ngaji Rasa) dan Asep Sabda (Ketua Yayasan Sentral Kebudayaan Daerah SABDA) dari Garut, berencana menggelar Musyawarah Besar (Sawala Luhung) pada Mei 2025. Pertemuan ini akan fokus membahas fenomena kepemimpinan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang kerap menuai kontroversi, mulai dari penutupan tempat wisata yang dianggap melanggar tata ruang hingga penggunaan barak TNI untuk mendidik anak-anak bermasalah. Dalam keterangan pers, Asep Sabda mengungkapkan bahwa musyawarah ini akan mengkaji secara mendalam sosok Dedi Mulyadi yang digambarkan sebagai "Maung Sagara". Istilah ini merupakan kiasan yang menggabungkan simbol "Maung" (Harimau) yang melambangkan wibawa, keberanian, kekuatan, kekuasaan, dan mistik, dengan "Sagara" (Lautan/Samudra Luas) yang merepresentasikan kedalaman, ketidakterbendungan, dan misteri. "Kang Dedi Mulyadi adalah Maung Sagara. B...

Hibah PATAKA Kerajaan Pajajaran kepada Kang Dedi Mulyadi, Simbol Kebangkitan Sunda

Bogor, 14 Juni 2025 – Sebuah peristiwa bersejarah terjadi hari ini di Batu Tulis, Bogor, dengan disepakatinya hibah PATAKA (Bendera Perang) Kerajaan Pajajaran kepada Kang Dedi Mulyadi, yang kini menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat. Kesepakatan ini dicapai dalam sebuah Sawala Adat yang diprakarsai oleh Yayasan Sentral Kebudayaan Daerah SABDA, yang diketuai oleh Saudara Asep Sabda, dan Aliansi Komunitas Budaya Jawa Barat, yang diketuai oleh Abah Iman. Acara Sawala Adat ini turut dihadiri oleh perwakilan dari Padepokan Aji Diri Aji Rasa Majalaya, Kabupaten Bandung, yaitu Aang Sancang dan Abah Mahpudin, serta Tokoh Adat Ci Mande Bogor, H. Asep Ci Mande. Pusaka dan PATAKA yang dihibahkan ini merupakan peninggalan bersejarah dari Kerajaan Sunda dan Kerajaan Pajajaran, yang berlokasi di Batu Tulis, Kota Bogor. Yang paling menarik perhatian adalah kehadiran PATAKA atau bendera perang dari masa Kerajaan Sunda dan Pajajaran, yang dalam bahasa Sunda diistilahkan sebagai "Muka Tutungkusan...

Kontes Ayam Hias Semarakkan Lapangan Pemkot Cimahi, Dorong Potensi Ekonomi Kerakyatan

Cimahi, 14 Juni 2025 – Ratusan penggemar ayam hias memadati Lapangan Pemkot Cimahi hari ini untuk mengikuti Kontes Ayam Hias Piala Walikota Cimahi. Acara ini secara resmi dibuka oleh Assisten III, Harjono, yang mewakili Walikota Cimahi. Turut hadir dalam pembukaan Kepala Dinas Pangan Pertanian yang di wakili, serta Camat Cimahi Utara, Ruly. Dalam sambutannya, Harjono menyampaikan permohonan maaf atas ketidakhadiran Walikota Cimahi karena kesibukan lain. Ia menyambut baik kegiatan ini dan berharap kontes ayam hias dapat terus berkembang serta semakin memajukan dunia ayam hias di Cimahi dan sekitarnya. "Alhamdulillah, Cimahi hari ini di tengah berbagai kegiatan, salah satunya dimeriahkan dengan kontes ayam," ujar Harjono saat membuka acara. Harjono menjelaskan bahwa kontes ini tidak hanya mempertandingkan ayam hias, tetapi juga beberapa jenis ayam lain seperti ayam Pelung. Ia juga menyampaikan terima kasih atas dukungan dari Kepala Dinas Provinsi serta para sponsor dari Pokn...