Langsung ke konten utama

Forum Ormas Cimahi Mendidih: Ketua GIBAS Ancam Badai Organisasi Tandingan, Tuding Ada Konspirasi dan Penghinaan!


 

CIMAHI, RIN 15 Juni 2025 – Suasana forum organisasi masyarakat (ormas) di Cimahi mendadak membara! Nurdin Hidayat, Ketua ormas GIBAS yang disegani, meledak dengan amarah dan kekecewaan mendalam, menuding adanya 'permainan kotor' dan penghinaan terang-terangan yang menghalanginya berbicara dalam sebuah acara penting. Ancaman pembentukan ormas tandingan yang "lebih besar dan lebih eksis" kini menggantung di udara, memicu potensi tsunami politik di Cimahi.


Pangkal Amarah: Dipermalukan di Depan Publik Setelah 5 Tahun Mengabdi?


Nurdin Hidayat, dengan nada suara bergetar menahan murka, mengungkapkan perasaannya diinjak-injak. Bayangkan, seorang ketua ormas senior yang telah lima tahun membangun Cimahi, mendadak "dibungkam" di acara yang seharusnya menjadi panggung penghormatan baginya. "Saya tadinya mendukung sekali bahwa Cimahi itu harus kondusif, ternyata seperti ini. Ini memanjangkan permusuhan," serunya, matanya memancarkan kemarahan.


Ia merasa dilecehkan, diabaikan, dan tidak diberi kesempatan untuk sekadar berpamitan. "Tidak ada kata sambutan satupun, atau ya bisa sambut kek, 'Mohon maaf bilamana ada kesalahan kami selama menjabat,' enggak ada satupun ini. Wah, malah besar saya itu agak ke depan belakang," tambahnya, menggambarkan betapa remuk redam perasaannya. Ini bukan sekadar masalah pidato, ini adalah masalah harga diri dan pengakuan atas dedikasi bertahun-tahun yang diinjak-injak begitu saja.


"Si Jago Siap Menjaga Kota": Deklarasi Perang Organisasi?


Ketua ormas GIBAS ini tidak main-main. Di tengah kekecewaan yang membuncah, Nurdin Hidayat melontarkan ancaman yang bisa mengguncang tatanan ormas di Cimahi: membentuk organisasi tandingan. Bukan sembarang tandingan, melainkan sebuah kekuatan baru yang ia seklaim "lebih besar dari mereka dan lebih eksis."


"Semua ormas dari luar forum banyak, insya Allah yang membentuk forum baru akan belum baru namanya Si Jago Siap Menjaga Kota," tegasnya, melemparkan tantangan terbuka. "Si Jago" ini digadang-gadang akan merangkul semua elemen, dari wartawan hingga mahasiswa, menciptakan koalisi raksasa yang siap menantang dominasi ormas yang ada. Ia bahkan menuding adanya "oknum" yang menyalahgunakan profesi sebagai wartawan untuk bertindak layaknya ormas, sebuah sindiran pedas yang mengarah pada dugaan praktik-praktik terselubung.


Sorotan Tajam ke Kesbangpol: Ada Apa dengan Penengah?


Kekecewaan Nurdin Hidayat tak berhenti pada forum ormas itu sendiri. Ia menyoroti tajam peran Badan Kesatuan Bangsa (Kesbangpol) yang seharusnya menjadi "wasit" dan penengah. "Seharusnya itu Badan Kesatuan Bangsa itu yang dituakan, terus cek, terus cek kebenarannya, sehingga tempat tinggalnya di mana ini Cimahi loh," kritiknya pedas, mempertanyakan transparansi dan akuntabilitas Kesbangpol dalam memverifikasi legalitas ormas.


Ia bahkan terang-terangan menyatakan bahwa hasil pemilihan ormas yang dilakukan secara aklamasi bisa "cacat hukum" jika tidak memenuhi standar jumlah anggota yang sah. Ini bukan sekadar kritik, ini adalah tuduhan serius tentang potensi kecurangan dan manipulasi dalam proses internal ormas.


Seruan Panas ke Media: "Jangan Jaim! Katakanlah Benar!"


Di akhir pernyataannya, Nurdin Hidayat secara eksplisit menantang para jurnalis untuk tidak "jaim" dan berani menyuarakan kebenaran, tanpa tedeng aling-aling. "Saya mohon dengan sangat hormat kepada rekan-rekan media segala macam, kalau orang benar katakanlah benar, kalau salah katakanlah salah. Jangan dilindungi, jangan jaim dia pura-pura baik, saya enggak suka seperti itu," pintanya, seolah mengendus adanya upaya "pencitraan" atau penutupan-nutupan fakta.


Insiden ini bukan hanya sekadar "kericuhan" biasa. Ini adalah pertanda adanya keretakan serius di tubuh ormas Cimahi, sebuah potensi perang dingin yang bisa mengubah peta kekuatan organisasi kemasyarakatan di kota ini. Akankah "Si Jago" benar-benar muncul sebagai kekuatan baru, ataukah ini hanya gertakan demi mendapatkan pengakuan? Hanya waktu yang akan menjawab, namun satu hal yang pasti: Cimahi sedang memanas!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tokoh Sunda Gelar Sawala Luhung, Soroti Gaya Kepemimpinan Dedi Mulyadi sebagai 'Maung Sagara'

GARUT, 2 Juni 2025 – Para tokoh Sunda, termasuk Abah Kian Santang Majalaya (Ketua Padepokan Ngaji Diri Ngaji Rasa) dan Asep Sabda (Ketua Yayasan Sentral Kebudayaan Daerah SABDA) dari Garut, berencana menggelar Musyawarah Besar (Sawala Luhung) pada Mei 2025. Pertemuan ini akan fokus membahas fenomena kepemimpinan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang kerap menuai kontroversi, mulai dari penutupan tempat wisata yang dianggap melanggar tata ruang hingga penggunaan barak TNI untuk mendidik anak-anak bermasalah. Dalam keterangan pers, Asep Sabda mengungkapkan bahwa musyawarah ini akan mengkaji secara mendalam sosok Dedi Mulyadi yang digambarkan sebagai "Maung Sagara". Istilah ini merupakan kiasan yang menggabungkan simbol "Maung" (Harimau) yang melambangkan wibawa, keberanian, kekuatan, kekuasaan, dan mistik, dengan "Sagara" (Lautan/Samudra Luas) yang merepresentasikan kedalaman, ketidakterbendungan, dan misteri. "Kang Dedi Mulyadi adalah Maung Sagara. B...

Hibah PATAKA Kerajaan Pajajaran kepada Kang Dedi Mulyadi, Simbol Kebangkitan Sunda

Bogor, 14 Juni 2025 – Sebuah peristiwa bersejarah terjadi hari ini di Batu Tulis, Bogor, dengan disepakatinya hibah PATAKA (Bendera Perang) Kerajaan Pajajaran kepada Kang Dedi Mulyadi, yang kini menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat. Kesepakatan ini dicapai dalam sebuah Sawala Adat yang diprakarsai oleh Yayasan Sentral Kebudayaan Daerah SABDA, yang diketuai oleh Saudara Asep Sabda, dan Aliansi Komunitas Budaya Jawa Barat, yang diketuai oleh Abah Iman. Acara Sawala Adat ini turut dihadiri oleh perwakilan dari Padepokan Aji Diri Aji Rasa Majalaya, Kabupaten Bandung, yaitu Aang Sancang dan Abah Mahpudin, serta Tokoh Adat Ci Mande Bogor, H. Asep Ci Mande. Pusaka dan PATAKA yang dihibahkan ini merupakan peninggalan bersejarah dari Kerajaan Sunda dan Kerajaan Pajajaran, yang berlokasi di Batu Tulis, Kota Bogor. Yang paling menarik perhatian adalah kehadiran PATAKA atau bendera perang dari masa Kerajaan Sunda dan Pajajaran, yang dalam bahasa Sunda diistilahkan sebagai "Muka Tutungkusan...

Kontes Ayam Hias Semarakkan Lapangan Pemkot Cimahi, Dorong Potensi Ekonomi Kerakyatan

Cimahi, 14 Juni 2025 – Ratusan penggemar ayam hias memadati Lapangan Pemkot Cimahi hari ini untuk mengikuti Kontes Ayam Hias Piala Walikota Cimahi. Acara ini secara resmi dibuka oleh Assisten III, Harjono, yang mewakili Walikota Cimahi. Turut hadir dalam pembukaan Kepala Dinas Pangan Pertanian yang di wakili, serta Camat Cimahi Utara, Ruly. Dalam sambutannya, Harjono menyampaikan permohonan maaf atas ketidakhadiran Walikota Cimahi karena kesibukan lain. Ia menyambut baik kegiatan ini dan berharap kontes ayam hias dapat terus berkembang serta semakin memajukan dunia ayam hias di Cimahi dan sekitarnya. "Alhamdulillah, Cimahi hari ini di tengah berbagai kegiatan, salah satunya dimeriahkan dengan kontes ayam," ujar Harjono saat membuka acara. Harjono menjelaskan bahwa kontes ini tidak hanya mempertandingkan ayam hias, tetapi juga beberapa jenis ayam lain seperti ayam Pelung. Ia juga menyampaikan terima kasih atas dukungan dari Kepala Dinas Provinsi serta para sponsor dari Pokn...