Bandung Barat, 16 Oktober 2025 – Kontras dengan citra wisata Lembang yang menawan, sebuah krisis pendidikan tersembunyi kini mengancam keselamatan ratusan siswa di SD Negeri 3 Pagerwangi. Sekolah yang didirikan sejak tahun 1977 di Desa Mekarwangi, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, kini menghadapi kondisi bangunan yang sangat memprihatinkan, dengan ruang kelas yang bocor parah dan rawan roboh.
Kekhawatiran harian menyelimuti proses belajar-mengajar. Salah satu guru, Irfan, mengungkapkan bahwa satu ruang kelas bahkan sudah lama tidak dapat digunakan karena kebocoran parah saat hujan.
> "Ada salah satu ruangan kelas yang tidak dipakai karena kalau hujan bocor. Yang ditakutkan oleh guru-guru dan siswa, ruangan takut roboh dan ini sudah berlangsung lama keadaannya," ujar Irfan.
> Situasi ini tidak hanya mengganggu konsentrasi belajar, tetapi secara langsung membahayakan keselamatan anak-anak usia dini yang seharusnya mengejar cita-cita di bawah atap yang aman. Siswa kini harus belajar sambil dihantui ketakutan akan genteng jatuh atau dinding retak.
Krisis Infrastruktur Pendidikan Meluas
Kondisi SD Negeri 3 Pagerwangi bukan kasus tunggal. Data dari Dinas Pendidikan setempat menunjukkan bahwa sekitar 75 persen ruang kelas SD dan SMP di Kabupaten Bandung Barat mengalami kerusakan akibat pelapukan cuaca ekstrem dan minimnya perawatan.
Fenomena ini adalah cerminan dari urgensi nasional dalam perbaikan infrastruktur pendidikan, yang mana insiden serupa seperti atap bocor di SDN Rancapurut, Sumedang, dan kasus tragis ambruknya atap sekolah di Bogor dan Situbondo menjadi pengingat pahit akan bahaya yang mengintai.
Desakan Aksi Cepat dan Harapan dari Pemerintah Daerah
Menanggapi isu infrastruktur pendidikan yang kritis ini, Bupati Bandung Barat, Jeje Ritchie Ismail, telah menargetkan perbaikan 21 ruang kelas SD hingga Desember 2025. Meskipun ini merupakan langkah positif, kondisi darurat di SD Negeri 3 Pagerwangi menuntut perhatian dan penanganan yang lebih cepat dan terpisah dari target umum.
Generasi muda Desa Mekarwangi, yang hidup di bawah visi desa MANTES (Mandiri, Amanah, Nyaman, Tertib, dan Sejahtera), pantas mendapatkan fasilitas pendidikan yang layak.
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan seluruh elemen masyarakat harus segera bersatu. Perbaikan SD Negeri 3 Pagerwangi tidak hanya tentang merenovasi gedung, tetapi tentang menyelamatkan masa depan anak-anak bangsa yang saat ini terancam. Tanpa tindakan segera, sekolah ini berpotensi menjadi simbol kelalaian, bukan lagi harapan baru bagi pendidikan di Lembang.
Asep Salman


