Langsung ke konten utama

Ki Dalang Mochtar Sutarya Nyambi Sebagai Pedagang Baso Keliling.

Ragam Indonesia News 25 Desember 2021

Cimahi - Nasib seseorang tidaklah selalu seperti yang diinginkan,banyak perjuangan yang harus dilakukan agar mencapai cita-cita.Namun semuanya hanya bentuk usaha segala sesuatunya hanya Tuhan yang maha Kuasa yang menentukan,kita hanya wajib berusaha saja semuanya hanya kehedak yang maha Kuasa.

Setelah sebelumnya Dalang Deri Sudirja yang harus menutupi kebutuhan sehari-hari dengan berjualan Arum manis berjalan kaki dari kampung ke kampung, Kini Wartawan Ragam Indonesia News berjumpa dengan Seorang Dalang yang berprofesi ganda menjadi pedagang baso keliling. Mochtar Sutarya yang bernama asli Mochamad Tarya(46 Tahun),Tengah mangkal di Kantor Kelurahan Cigugur Tengah.

Dalang Mochtar atau biasa disapa Mang Utay,selalu membekali speaker aktif yang menempel di roda basonya,suara yang terdengar dari speaker aktifnya adalah pagelaran wayang golek,karena kecintaannya terhadap seni wayang golek.

Saat diwawancara oleh Wartawan perihal pengalamannya menjadi dalang wayang golek,Dalang Mochtar Sutarya menjelaskan,

"Saya belajar menjadi Dalang dahulu kepada Bapak Otong Rasta dari Cimindi, mulai melakukan Pagelaran perdana pada tahun 2013 yakni di Cigugur dan Sagaranten Selanjutnya mengikuti Dalang Opik selanjutnya mengikuti Ki Dalang H.Deden bersama Kang Iwan.Saya mengetahui perkembangan wayang golek atas ajakan Kang Iwan Mekar Giri Harja 2,Kang Iwan selaku Pembarep atau wakil dari  Ki Dalang H.Deden atau yang menjadi Manajer Dalang H. Deden.Saya bersyukur setelah mengikuti Kang Iwan Mekar Giri Harja 2, Peangalaman dan Pengetahuan Saya mengenai Pedalangan lebih meningkat,"ucapnya.

Saya berharap Wayang Golek Tetap berdiri dan bisa terus meregenerasi kepada Dalang muda agar jangan sampai punah seni wayang golek ini,tetap semangat walaupun dalam segala keadaan seperti sekarang ini.Saya sendiri tetap mempelajari ilmu pedalangan tak akan pernah berhenti walaupun sambil berjualan baso keliling,karena masih banyak ilmu pedalangan yang harus saya timba." Ungkap Ki Dalang Mochtar Sutarya kepada Wartawan.

Ki Dalang Mochtar berdomisili di Kampung Babakan Reog RT 07 - RW 14 No.5 Kelurahan Cigugur Tengah,Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi.

Lanjut Ki Dalang Mochtar Sutarya mengungkapkan Harapannya,

" Dalam keadaan seperti sekarang ini saya berharap kepada Pemerintah baik Pemkot Cimahi Pemprov Jawa barat ataupun Pemerintah Pusat bahwa kami membutuhkan Gamelan agar dalam berlatih lebih bersemangat lagi dan bisa melestarikan Seni Wayang Golek agar tidak sampai punah,karena jika dari penghasilan sampingan saya sebagai penjual baso keliling itu tidak mungkin untuk bisa membeli Gamelan Wayang Golek."Pungkas Ki Dalang Mochtar Sutarya.

Achmad S

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tokoh Sunda Gelar Sawala Luhung, Soroti Gaya Kepemimpinan Dedi Mulyadi sebagai 'Maung Sagara'

GARUT, 2 Juni 2025 – Para tokoh Sunda, termasuk Abah Kian Santang Majalaya (Ketua Padepokan Ngaji Diri Ngaji Rasa) dan Asep Sabda (Ketua Yayasan Sentral Kebudayaan Daerah SABDA) dari Garut, berencana menggelar Musyawarah Besar (Sawala Luhung) pada Mei 2025. Pertemuan ini akan fokus membahas fenomena kepemimpinan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang kerap menuai kontroversi, mulai dari penutupan tempat wisata yang dianggap melanggar tata ruang hingga penggunaan barak TNI untuk mendidik anak-anak bermasalah. Dalam keterangan pers, Asep Sabda mengungkapkan bahwa musyawarah ini akan mengkaji secara mendalam sosok Dedi Mulyadi yang digambarkan sebagai "Maung Sagara". Istilah ini merupakan kiasan yang menggabungkan simbol "Maung" (Harimau) yang melambangkan wibawa, keberanian, kekuatan, kekuasaan, dan mistik, dengan "Sagara" (Lautan/Samudra Luas) yang merepresentasikan kedalaman, ketidakterbendungan, dan misteri. "Kang Dedi Mulyadi adalah Maung Sagara. B...

Hibah PATAKA Kerajaan Pajajaran kepada Kang Dedi Mulyadi, Simbol Kebangkitan Sunda

Bogor, 14 Juni 2025 – Sebuah peristiwa bersejarah terjadi hari ini di Batu Tulis, Bogor, dengan disepakatinya hibah PATAKA (Bendera Perang) Kerajaan Pajajaran kepada Kang Dedi Mulyadi, yang kini menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat. Kesepakatan ini dicapai dalam sebuah Sawala Adat yang diprakarsai oleh Yayasan Sentral Kebudayaan Daerah SABDA, yang diketuai oleh Saudara Asep Sabda, dan Aliansi Komunitas Budaya Jawa Barat, yang diketuai oleh Abah Iman. Acara Sawala Adat ini turut dihadiri oleh perwakilan dari Padepokan Aji Diri Aji Rasa Majalaya, Kabupaten Bandung, yaitu Aang Sancang dan Abah Mahpudin, serta Tokoh Adat Ci Mande Bogor, H. Asep Ci Mande. Pusaka dan PATAKA yang dihibahkan ini merupakan peninggalan bersejarah dari Kerajaan Sunda dan Kerajaan Pajajaran, yang berlokasi di Batu Tulis, Kota Bogor. Yang paling menarik perhatian adalah kehadiran PATAKA atau bendera perang dari masa Kerajaan Sunda dan Pajajaran, yang dalam bahasa Sunda diistilahkan sebagai "Muka Tutungkusan...

Kontes Ayam Hias Semarakkan Lapangan Pemkot Cimahi, Dorong Potensi Ekonomi Kerakyatan

Cimahi, 14 Juni 2025 – Ratusan penggemar ayam hias memadati Lapangan Pemkot Cimahi hari ini untuk mengikuti Kontes Ayam Hias Piala Walikota Cimahi. Acara ini secara resmi dibuka oleh Assisten III, Harjono, yang mewakili Walikota Cimahi. Turut hadir dalam pembukaan Kepala Dinas Pangan Pertanian yang di wakili, serta Camat Cimahi Utara, Ruly. Dalam sambutannya, Harjono menyampaikan permohonan maaf atas ketidakhadiran Walikota Cimahi karena kesibukan lain. Ia menyambut baik kegiatan ini dan berharap kontes ayam hias dapat terus berkembang serta semakin memajukan dunia ayam hias di Cimahi dan sekitarnya. "Alhamdulillah, Cimahi hari ini di tengah berbagai kegiatan, salah satunya dimeriahkan dengan kontes ayam," ujar Harjono saat membuka acara. Harjono menjelaskan bahwa kontes ini tidak hanya mempertandingkan ayam hias, tetapi juga beberapa jenis ayam lain seperti ayam Pelung. Ia juga menyampaikan terima kasih atas dukungan dari Kepala Dinas Provinsi serta para sponsor dari Pokn...