Langsung ke konten utama

Cari Buat Nongkrong Yang Mantap,, Angkringan Tebing Tempatnya



Secara bahasa Angkringan asal kata dari angkring berasal dari bahasa Jawa yang berarti alat dan tempat jualan makanan keliling yang pikulannya berbentuk melengkung ke atas atau sebuah gerobak dorong untuk menjual berbagai macam makanan dan minuman di pinggir jalan. Sementara di Jawa Barat bermakna "Tongkrongan".

Namun, seiring era moderenisasi, angkringan bertranformasi mengikuti perkembangan jaman, sehingga konsep konvensional mengalami perubahan, kini kebanyakan berdiri saat ini sudah menggunakan lampu pijar atau lampu LED serta menggabungkan konsep angkringan yang tradisional dengan desain modern layaknya kafe.

Bahkan ada yang mengekspresikan angkringannya lewat inspirasi tentang alam seperti halnya Angkringan tebing Ubud village Sariwangi yang berlokasi di dalam perumahan Ubud Village Sariwangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.

Pemilik Angkringan atau tongkrongan, Ikin menyebutkan diberikan nama "Angkringan Tebing" agar terkesan ikonik sehingga lebih dekat di telinga masyarakat terutama terhadap kaum muda yang menyukai tempat instagramable ataupun suasana "Healing" juga sekedar Selfi.



"Angkringan tebing menawarkan sesuatu yang lain, karena sesuai namanya, angkringan ini lokasinya dekat tebing, dimana mata bisa memandang keindahan alam yang indah, sambil menikmati minuman dan makanan yang ada di angkringan tebing ini," Jelasnya.

Untuk menu makanan yang disediakan, Ikin memaparkan yang dijual meliputi makanan dan minuman dengan disesuaikan secara selerasi. Kebanyakan semua yang ditawarkan sesuai kantong masyarakat, dijual dengan harga cukup terjangkau.

Dengan harganya yang terbilang murah, Ikin berharap konsumen menjadi tertarik, mulai dari warga, pegawai kantor, mahasiswa, seniman, bahkan hingga pejabat dan eksekutif menjadi magnet bagi mereka.

"Dengan konsep tempat serasa seperti di tebing hutan, pengunjung bakalan betah mengobrol dengan santai dalam suasana penuh kekeluargaan bersama rekan atau keluarga," ungkapnya.

Angkringan Tebing, lanjut Ikin melayani siapapun pembeli yang datang tanpa membeda-bedakan strata sosial atau lainnya. pengunjung bebas menikmati makanan sambil mengobrol tentang berbagai hal atau mengenai diskusi atau tentang topik-topik yang serius.


"Dengan harga yang terjangkau di tambah tempatnya yang sejuk dan rindang karena terletak di pinggiran kota, angkringan ini selayaknya dijadikan destinasi baru bagi para penggemar yang suka nongkrong," ucapnya.

Ikin lanjut menggambarkan tempat Angkringan Tebing bahwa bagi para pengunjung yakni didalamnya mereka bakalan dibuat serasa memasuki tempat rekreasi, dimulai memasuki gerbang perumahan Ubud village Sariwangi yang menurun kemudian ditepi jalan yang dilalui ditanami pohon rindang dan bisa dilewati kendaraan roda dua maupun selain menikmati panorama tebing, pengunjung diberikan fasilitas tempat parkir, tempat ibadah, kolam ikan serta lainnya.

"Konsep angkringan tebing ini Saya menawarkan ke masyarakat yang senang  keindahan alam dan jauh dari keramaian, Untuk itu datanglah ke angkringan tebing, makanan pun kita sediakan dan harganya terjangkau," Tutupnya. (Asker/Yusuf)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tokoh Sunda Gelar Sawala Luhung, Soroti Gaya Kepemimpinan Dedi Mulyadi sebagai 'Maung Sagara'

GARUT, 2 Juni 2025 – Para tokoh Sunda, termasuk Abah Kian Santang Majalaya (Ketua Padepokan Ngaji Diri Ngaji Rasa) dan Asep Sabda (Ketua Yayasan Sentral Kebudayaan Daerah SABDA) dari Garut, berencana menggelar Musyawarah Besar (Sawala Luhung) pada Mei 2025. Pertemuan ini akan fokus membahas fenomena kepemimpinan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang kerap menuai kontroversi, mulai dari penutupan tempat wisata yang dianggap melanggar tata ruang hingga penggunaan barak TNI untuk mendidik anak-anak bermasalah. Dalam keterangan pers, Asep Sabda mengungkapkan bahwa musyawarah ini akan mengkaji secara mendalam sosok Dedi Mulyadi yang digambarkan sebagai "Maung Sagara". Istilah ini merupakan kiasan yang menggabungkan simbol "Maung" (Harimau) yang melambangkan wibawa, keberanian, kekuatan, kekuasaan, dan mistik, dengan "Sagara" (Lautan/Samudra Luas) yang merepresentasikan kedalaman, ketidakterbendungan, dan misteri. "Kang Dedi Mulyadi adalah Maung Sagara. B...

Hibah PATAKA Kerajaan Pajajaran kepada Kang Dedi Mulyadi, Simbol Kebangkitan Sunda

Bogor, 14 Juni 2025 – Sebuah peristiwa bersejarah terjadi hari ini di Batu Tulis, Bogor, dengan disepakatinya hibah PATAKA (Bendera Perang) Kerajaan Pajajaran kepada Kang Dedi Mulyadi, yang kini menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat. Kesepakatan ini dicapai dalam sebuah Sawala Adat yang diprakarsai oleh Yayasan Sentral Kebudayaan Daerah SABDA, yang diketuai oleh Saudara Asep Sabda, dan Aliansi Komunitas Budaya Jawa Barat, yang diketuai oleh Abah Iman. Acara Sawala Adat ini turut dihadiri oleh perwakilan dari Padepokan Aji Diri Aji Rasa Majalaya, Kabupaten Bandung, yaitu Aang Sancang dan Abah Mahpudin, serta Tokoh Adat Ci Mande Bogor, H. Asep Ci Mande. Pusaka dan PATAKA yang dihibahkan ini merupakan peninggalan bersejarah dari Kerajaan Sunda dan Kerajaan Pajajaran, yang berlokasi di Batu Tulis, Kota Bogor. Yang paling menarik perhatian adalah kehadiran PATAKA atau bendera perang dari masa Kerajaan Sunda dan Pajajaran, yang dalam bahasa Sunda diistilahkan sebagai "Muka Tutungkusan...

Kontes Ayam Hias Semarakkan Lapangan Pemkot Cimahi, Dorong Potensi Ekonomi Kerakyatan

Cimahi, 14 Juni 2025 – Ratusan penggemar ayam hias memadati Lapangan Pemkot Cimahi hari ini untuk mengikuti Kontes Ayam Hias Piala Walikota Cimahi. Acara ini secara resmi dibuka oleh Assisten III, Harjono, yang mewakili Walikota Cimahi. Turut hadir dalam pembukaan Kepala Dinas Pangan Pertanian yang di wakili, serta Camat Cimahi Utara, Ruly. Dalam sambutannya, Harjono menyampaikan permohonan maaf atas ketidakhadiran Walikota Cimahi karena kesibukan lain. Ia menyambut baik kegiatan ini dan berharap kontes ayam hias dapat terus berkembang serta semakin memajukan dunia ayam hias di Cimahi dan sekitarnya. "Alhamdulillah, Cimahi hari ini di tengah berbagai kegiatan, salah satunya dimeriahkan dengan kontes ayam," ujar Harjono saat membuka acara. Harjono menjelaskan bahwa kontes ini tidak hanya mempertandingkan ayam hias, tetapi juga beberapa jenis ayam lain seperti ayam Pelung. Ia juga menyampaikan terima kasih atas dukungan dari Kepala Dinas Provinsi serta para sponsor dari Pokn...