Wakil Walikota Cimahi Targetkan Pengurangan Signifikan Sampah ke TPA Sarimukti Melalui Peningkatan Pemilahan dan Pembangunan TPST Berteknologi


CIMAHI, 29 Oktober 2025 – Wakil Wali Kota Cimahi, Adithia Yudistira, menegaskan komitmen Pemerintah Kota (Pemkot) untuk mengatasi masalah persampahan yang terus membebani Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sarimukti. Langkah strategis dilakukan melalui penguatan program pemilahan di tingkat masyarakat dan rencana pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) baru berteknologi canggih di wilayah selatan Cimahi.

Wakil Wali Kota Adithia Yudistira menjelaskan bahwa kondisi TPA Sarimukti yang sering mengalami kelebihan kapasitas (overload) telah menjadi persoalan klasik yang terus berdampak pada penumpukan sampah di Kota Cimahi.

"Kami terus berupaya sehabis-habisnya, mati-matian, luar biasa," ujar Wakil Wali Kota Adithia Yudistira mengenai penanganan sampah. "Kembali lagi, persoalannya adalah klasik TPA Sarimukti yang terbatas dan semakin terbatas kapasitas ritase-nya. Oleh karena itu, kita harus menemukan solusi di internal kota kita sendiri."

Program Utama Menuju Zero to TPA

Untuk mereduksi volume sampah yang harus dibuang ke Sarimukti, Pemkot Cimahi fokus pada dua pilar utama yang didorong oleh Wakil Wali Kota:

  Peningkatan Pemilahan di Sumber:

   * Pemkot Cimahi gencar menggerakkan program pemilahan sampah di tingkat RW, RT, dan masyarakat melalui edukasi intensif.

   * Pemilahan sampah ditargetkan dapat mereduksi 40% hingga 50% dari total harian sampah di Cimahi yang mencapai sekitar 270 ton per hari.

 Pembangunan TPST Berteknologi Tinggi:

   * Dalam rangka mencapai target "Zero to TPA" (tidak ada lagi sampah yang dibuang ke TPA Sarimukti), Cimahi akan mengandalkan teknologi pengolahan sampah modern.

   * Tahun depan, direncanakan pembangunan TPST baru di wilayah Cimahi Selatan menggunakan konsep kontrak lahan bekas pabrik. Proses pencarian lahan dan perizinan sedang berlangsung.

   * TPST baru ini akan dilengkapi dengan mesin teknologi yang berfungsi serupa dengan mesin RDF (Refuse Derived Fuel) yang sudah beroperasi di TPST Santiong (Cimahi Utara).

   * Setiap mesin di dua TPST (Santiong dan Selatan) diharapkan mampu mereduksi 35 hingga 50 ton sampah per hari.

"Dengan pemilahan dan pengolahan melalui mesin di dua TPST, sisanya (sampah yang tidak terolah) yang akan dibuang ke TPA. Dengan demikian, meskipun ritase dibatasi, tahun depan sudah tidak ada lagi problem sampah yang krusial di Cimahi," tutup Wakil Wali Kota Adithia Yudistira.

(Eva)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Android