Kolaborasi, Bukan Kriminalisasi: Guru Menatap Indonesia Emas 2045 dengan Harapan dan Tantangan

Bandung Barat – Semangat peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 2025 yang bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) menggaung di Kecamatan Parongpong. Di balik kemeriahan tersebut, terselip harapan besar sekaligus kegelisahan para pendidik akan tantangan zaman, terutama menyangkut perlindungan hukum dan kolaborasi segitiga antara sekolah, keluarga, dan pemerintah.

Ai Rosmiati, Kepala Sekolah SMP 1 Parongpong, dalam wawancara menyoroti pentingnya sinergi tersebut. "Menanamkan karakter pada anak sebenarnya yang utama adalah di rumah, bukan di sekolah. Apabila peran orang tua baik dan benar dalam mendidik anak, maka pihak sekolah akan semakin terbantu," ujarnya. Ia menegaskan bahwa guru seringkali menjadi pihak yang mudah disorot dan disalahkan, padahal waktu anak lebih banyak di luar sekolah.

Kekhawatiran terbesar yang diungkapkan adalah maraknya kriminalisasi terhadap guru. "Jangan sampai guru menjadi objek yang mudah dikriminalisasi, mudah dilaporkan, dan dipolisikan," seru Ai Rosmiati. Ia menyambut baik komitmen PGRI dan perhatian langsung Presiden Prabowo dalam memberikan perlindungan dan bantuan hukum bagi guru. "Ini menjadi harapan besar bagi kami di lapangan," tambahnya.

Menanggapi hal tersebut, Camat Parongpong, Herman Permadi, menegaskan komitmen pemerintah daerah. "Guru harus dihormati, dilindungi, diberikan pelayanan yang baik, serta diperhatikan kesehatannya. Karena tanpa guru, kita tidak akan mencapai apa yang kita cita-citakan," tegasnya. Herman juga menyoroti kebijakan pemerintah pusat, termasuk rencana Undang-Undang Perlindungan Guru yang diusung Presiden Prabowo, yang diharapkan dapat mengatasi kesenjangan antara guru negeri dan swasta.

Di sisi lain, Ai Rosmiati mengajak semua pihak untuk memahami konteks pendidikan yang terus berubah. Ia mengutip sebuah filosofi: "Jika kita mengajar anak kita sesuai zaman kita, maka kita sedang merampok masa depan mereka." Pernyataan ini menekankan pentingnya pendekatan pendidikan yang sesuai dengan tantangan era modern, di mana generasi milenial tumbuh dengan dinamika yang berbeda.

Wiwit Priyatna, Ketua PGRI Kecamatan Parongpong, menambahkan bahwa upaya peningkatan kualitas dan kekompakan antar pendidik terus digalakkan. "Kami juga terus berupaya menciptakan berbagai kegiatan untuk meningkatkan kompetensi dan kebersamaan para guru," ujarnya.

Semangat untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 menjadi benang merah dari seluruh pernyataan para pemangku kepentingan ini. Melalui kolaborasi yang erat, perlindungan yang nyata, dan pemahaman akan tantangan zaman, para guru berharap dapat mencetak generasi unggul tanpa dibayangi ketakutan akan kriminalisasi saat menjalankan tugas mulia mereka.

Asep Salman

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Android