Cimahi, 7 Desember 2025 – Anggota DPRD Kota Cimahi, H. Enang Sahri, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke lokasi banjir di wilayah RW 28, Puri Cipageran Indah, Cipageran, menyusul laporan berulangnya bencana tersebut. Warga setempat mengungkapkan bahwa masalah banjir ini telah berlangsung puluhan tahun dan sering terjadi hampir setiap kali turun hujan lebat.
Keluhan Warga: Banjir Berulang dan Ancaman Kerusakan
Seorang warga RW 28 Cipageran, Slamet Riyadi, menyampaikan kekhawatiran masyarakat. Ia menyebutkan bahwa banjir di wilayah mereka sudah terjadi berulang kali, bukan hanya sekali dua kali.
"Banjirnya bukan satu kali dua kali, tapi berulang kali, Pak. Hampir tiap-tiap hujan banjir," ujar Slamet Riyadi.
Meskipun air surut setelah hujan berhenti, masalah utamanya adalah potensi bencana yang lebih besar. Slamet menyoroti dampak serius dari banjir yang berulang, termasuk kekhawatiran akan adanya korban jiwa dan kerusakan rumah.
"Yang dikhawatirkan takut ada orang hanyut dan pernah terjadi juga rumah di sini sampai rubuh," tambahnya.
Ia juga menjelaskan bahwa lokasi permukiman berada di area perbatasan antara Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat, yang menjadi salah satu kendala dalam penanganan. Slamet berharap para pejabat terkait dapat merealisasikan solusi untuk keluhan warga ini.
Tindakan Nyata dan Solusi Jangka Pendek-Menengah
Menanggapi keluhan warga, H. Enang Sahri menyatakan komitmennya untuk melakukan tindakan nyata.
"Saya ingin melakukan tindakan nyata, karena ada laporan tadi malam RW 28 Puri Cipageran Indah banjir, walaupun hujannya tidak terlalu besar sebetulnya," kata H. Enang Sahri.
Ia menegaskan bahwa masalah ini telah berlarut-larut selama puluhan tahun tanpa penyelesaian. Menurut H. Enang, kendala utama adalah posisi selokan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Bandung Barat.
Solusi yang akan ditempuh dalam waktu dekat berfokus pada perbaikan saluran air:
* Pembersihan Saluran: Prioritas utama adalah membersihkan selokan di hulu dan hilir.
* Pembuatan Sodetan: Membuat sodetan (saluran pengalir air) di tengah-tengah masyarakat atau jalan untuk menghindari luapan air.
Rencana Pembangunan Kolam Retensi dan Perbaikan Tanggul
Sementara itu, perwakilan dari pihak terkait menyebutkan bahwa rencana penanganan telah dirancang. Masalah utama adalah jebolnya tanggul di area tersebut.
"Tadinya kita akan perbaiki tanggul dan yang kedua kita menyiapkan hilir. Kita buat sodetan," jelasnya.
Pada tahun ini, telah dialokasikan dana sekitar Rp 200 Juta untuk pengerjaan di hilir sebagai persiapan, karena air yang akan dialirkan berasal dari hulu. Solusi jangka panjang yang sedang dikaji adalah pembangunan Kolam Retensi.
"Ada beberapa yang masuk ke kami juga ya, di antaranya adalah tadi pembangunan kolam retensi. Tapi tentunya membangun kolam retensi kan tidak mudah. Kita harus melakukan dulu studi kelayakan ya, seberapa besar sih sebenarnya nanti kalau kolam yang dibangun itu bisa mereduksi banjir," ungkap perwakilan DPKP tersebut.
Rencana pada tahun anggaran 2026 adalah melanjutkan pengerjaan di hilir, namun jika memungkinkan secara teknis dan perhitungan, pembangunan di hulu juga akan didahulukan. Kajian menyeluruh akan dilakukan untuk memastikan solusi yang paling aman dan efektif bagi warga Cipageran.


