Langsung ke konten utama

Pemkot Cimahi Keluarkan Rp 2,4 Miliar untuk Pembangunan Stadion Sangkuriang Tahap II

Lapangan stadion Sangkuriang dengan rumput sintetisnya selesai dibangun.


CIMAHI, RIN - Pembangunan Stadion Sangkuriang dalam tahap pertama telah mengeluarkan anggaran sebesar Rp 6,4 Miliar, dan selanjutnya dalam tahap kedua Pemerintah Kota Cimahi akan menggelontorkan anggaran sebesar Rp 2,4 Miliar.

Hal itu dibenarkan Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Kadisbudparpora) Kota Cimahi, Achmad Nuryana saat dikonfirmasi diruang kerjanya, Selasa (19/7/2023).

Menurut Achmad dalam tahap pertama pembangunan stadion telah selesai dilaksanakan secara bertahap.

“Dalam revitalisasi yang pertama kita tahun 2022 itu karena anggarannya terbatas dilaksanakan secara bertahap dan yang direvitalisasinya yaitu peninggian, lapangan” terang Achmad.

Selain peninggian lapangan, juga adanya penanaman rumput, dan instalasi penyiraman dan lainnya.

“Juga pembangunan sebagian lintasan, dan pembangunan yang kedua ini, mudah-mudahan sesegera mungkin di bulan Agustus Insyaallah akan dimulai pembangunan tahap kedua anggarannya dari APBD juga,”jelasnya.

Diakui juga oleh Achmad, bahwa pembangunan dalam tahap pertama pemerintah sudah mengeluarkan anggaran dari APBD sebesar Rp 6,4 Miliar,

“Yang awal kita mengeluarkan anggaran Rp 6,4 Miliar, dan yang kedua Rp 2,4 Miliar itu untuk menyelesaikan lintasan, dan menutup saluran keliling lapangan,” jelas Achmad.

Karena, kata Achmad dalam tahap pertama membuat saluran posisinya masih terbuka, maka dalam tahap kedua saluran tersebut dibangun secara tertutup untuk pengamanan para pengguna stadion.

Kadisbudparpora Kota Cimahi Achmad Nuryana.

“Kemudian untuk lintasannya kita selesaikan juga, dan rencananya kita akan menggunakan rumput sintetis, hanya anggarannya belum mencukupi, kita bertahap saja,” ucapnya.

Bahkan Achmad juga menjelaskan bahwa dalam tahap kedua nilainya Rp 2,4 Miliar, belum tahu nilai kontraknya jatuh berapa,

“Saya juga kurang tahu nih nilai kontrak yang jadinya, karena masih dalam proses, mudah-mudahan akhir Juli ini bisa terealisasikan,”katanya

Bahkan harapan Dia, bila kedepannya ada bantuan dari pihak Provinsi Jawa Barat, rencananya akan membangun tribun utama untuk para penonton,

“Kalau ada bantuan dari Pemprov kita akan bangun tribun utama, lampu-lampu sorot, sarplasnya,” harap dia.

Itupun lanjutkan dia, pihak pemerintah Kota telah mengusulkan Banprov.

“Kami melalui Bappeda sudah mengusulkan bantuan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dari sejak awal, semua tergantung kebijakan dari Provinsi,” jelas Achmad.

Di samping itu, saat Achmad Nuryana disinggung apakah Stadion Sangkuriang katagorinya Ssandar nasional atau bukan, menurut Dia, stadion Sangkuriang kalau mengikuti standar FiFA,

“Itu sarplasnya kurang memungkinkan, kalau lapangan ok lah memenuhi standar, karena rumputnya sama dengan yang di Jalak Harupat dan JIS, cuma yang pertama kalau kita hanya empat lintasan, sedangkan standar nasional untuk jogging, marathon minimal harus delapan lintasan,”jelasnya.

Bahkan kapasitas sebagai stadion standar nasional untuk penonton minimal 5000 penonton, sedangkan Stadion Sangkuriang paling kapasitas penonton hanya lima ratus orang penonton saja,

“Belum untuk tempat parkir, yang tidak mencukupi, memang rencananya akan dibangun basemen, tapi mentok karena anggaran seadanya saja,”

Jadi tambah Achmad, dikarenakan sarplasnya kurang mungkinkan, maka stadion Sangkurian hanya digunakan untuk latihan-latihan para pemain bola,

“Bahkan bila ada pertandingan pun, hanya untuk lokal saja, karena kalau kita ngondang Persib umpamanya, penonton pasti akan membludak dan tidak akan tertampung, jadi Stadion Sangkuriang hanya digunakan skala regional saja,”

Begitu pula masalah Pendapatan Asli Daerah dari Stadion Sangkuriang, ucap Achmad bahwa pemeliharaan lapangan itu cukup berat,

“Karena yang namanya rumput itu harus dipelihara setiap hari, supaya tidak membebani APBD, hal itu akan dibicarakan lebih lanjut dengan pihak DPRD, apakah itu sistemnya sewa, atau retribusi, itu masih dalam tahap pembicaraan,” pungkasnya. (Bagdja)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tokoh Sunda Gelar Sawala Luhung, Soroti Gaya Kepemimpinan Dedi Mulyadi sebagai 'Maung Sagara'

GARUT, 2 Juni 2025 – Para tokoh Sunda, termasuk Abah Kian Santang Majalaya (Ketua Padepokan Ngaji Diri Ngaji Rasa) dan Asep Sabda (Ketua Yayasan Sentral Kebudayaan Daerah SABDA) dari Garut, berencana menggelar Musyawarah Besar (Sawala Luhung) pada Mei 2025. Pertemuan ini akan fokus membahas fenomena kepemimpinan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang kerap menuai kontroversi, mulai dari penutupan tempat wisata yang dianggap melanggar tata ruang hingga penggunaan barak TNI untuk mendidik anak-anak bermasalah. Dalam keterangan pers, Asep Sabda mengungkapkan bahwa musyawarah ini akan mengkaji secara mendalam sosok Dedi Mulyadi yang digambarkan sebagai "Maung Sagara". Istilah ini merupakan kiasan yang menggabungkan simbol "Maung" (Harimau) yang melambangkan wibawa, keberanian, kekuatan, kekuasaan, dan mistik, dengan "Sagara" (Lautan/Samudra Luas) yang merepresentasikan kedalaman, ketidakterbendungan, dan misteri. "Kang Dedi Mulyadi adalah Maung Sagara. B...

Hibah PATAKA Kerajaan Pajajaran kepada Kang Dedi Mulyadi, Simbol Kebangkitan Sunda

Bogor, 14 Juni 2025 – Sebuah peristiwa bersejarah terjadi hari ini di Batu Tulis, Bogor, dengan disepakatinya hibah PATAKA (Bendera Perang) Kerajaan Pajajaran kepada Kang Dedi Mulyadi, yang kini menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat. Kesepakatan ini dicapai dalam sebuah Sawala Adat yang diprakarsai oleh Yayasan Sentral Kebudayaan Daerah SABDA, yang diketuai oleh Saudara Asep Sabda, dan Aliansi Komunitas Budaya Jawa Barat, yang diketuai oleh Abah Iman. Acara Sawala Adat ini turut dihadiri oleh perwakilan dari Padepokan Aji Diri Aji Rasa Majalaya, Kabupaten Bandung, yaitu Aang Sancang dan Abah Mahpudin, serta Tokoh Adat Ci Mande Bogor, H. Asep Ci Mande. Pusaka dan PATAKA yang dihibahkan ini merupakan peninggalan bersejarah dari Kerajaan Sunda dan Kerajaan Pajajaran, yang berlokasi di Batu Tulis, Kota Bogor. Yang paling menarik perhatian adalah kehadiran PATAKA atau bendera perang dari masa Kerajaan Sunda dan Pajajaran, yang dalam bahasa Sunda diistilahkan sebagai "Muka Tutungkusan...

Kontes Ayam Hias Semarakkan Lapangan Pemkot Cimahi, Dorong Potensi Ekonomi Kerakyatan

Cimahi, 14 Juni 2025 – Ratusan penggemar ayam hias memadati Lapangan Pemkot Cimahi hari ini untuk mengikuti Kontes Ayam Hias Piala Walikota Cimahi. Acara ini secara resmi dibuka oleh Assisten III, Harjono, yang mewakili Walikota Cimahi. Turut hadir dalam pembukaan Kepala Dinas Pangan Pertanian yang di wakili, serta Camat Cimahi Utara, Ruly. Dalam sambutannya, Harjono menyampaikan permohonan maaf atas ketidakhadiran Walikota Cimahi karena kesibukan lain. Ia menyambut baik kegiatan ini dan berharap kontes ayam hias dapat terus berkembang serta semakin memajukan dunia ayam hias di Cimahi dan sekitarnya. "Alhamdulillah, Cimahi hari ini di tengah berbagai kegiatan, salah satunya dimeriahkan dengan kontes ayam," ujar Harjono saat membuka acara. Harjono menjelaskan bahwa kontes ini tidak hanya mempertandingkan ayam hias, tetapi juga beberapa jenis ayam lain seperti ayam Pelung. Ia juga menyampaikan terima kasih atas dukungan dari Kepala Dinas Provinsi serta para sponsor dari Pokn...