Langsung ke konten utama

TERKUAK! Abah Dirja Blak-blakan Bedakan Wartawan dan Ormas: "Independensi Jurnalis Harga Mati!"


Cimahi RIN - Pernyataan tegas kembali dilontarkan tokoh masyarakat Cimahi, Abah Dirja, yang pada Rabu (11/6/2025) secara gamblang meluruskan kesalahpahaman publik terkait status organisasi profesi wartawan. Abah Dirja secara eksplisit menyatakan bahwa organisasi profesi wartawan sama sekali tidak dapat disamakan dengan Organisasi Masyarakat (Ormas), sebuah klarifikasi yang langsung menyulut diskusi hangat di kalangan pegiat media dan masyarakat luas.

"Seringkali disalahartikan. Organisasi profesi wartawan bukan Ormas. Mereka punya dasar, arah, dan fungsi yang sangat berbeda," tegas Abah Dirja, menyoroti perbedaan fundamental antara keduanya. Ia menjelaskan bahwa organisasi profesi wartawan berorientasi pada aspek keahlian dan profesionalisme dalam dunia jurnalistik, dengan fokus utama menjaga integritas profesi, menegakkan kode etik, serta melindungi hak dan kewajiban para jurnalis. "Ini bukan sekadar tempat berkumpul, tapi ruang pembinaan moral dan kualitas kerja jurnalistik," tambahnya, menggarisbawahi peran strategis organisasi ini.

Klarifikasi ini menjadi sorotan tajam mengingat semakin maraknya entitas yang mengatasnamakan jurnalis namun kerap dipertanyakan independensinya. Abah Dirja memaparkan ciri khas organisasi profesi wartawan yang sah: berbadan hukum, memiliki AD/ART yang jelas, dan fokus utamanya hanya pada dunia jurnalistik, bukan kegiatan sosial-politik masyarakat umum.

Peringatan keras juga disampaikan terkait posisi Dewan Pers yang secara tegas menyarankan agar jurnalis tidak merangkap sebagai anggota LSM atau Ormas. "Independensi jurnalis itu harga mati. Kalau sudah merangkap jabatan di Ormas, bisa rawan konflik kepentingan," ujar Abah Dirja, menegaskan bahaya tumpang tindih peran yang dapat mengikis kepercayaan publik terhadap pers.

Sementara itu, Abah Dirja membedah peran Ormas yang memiliki cakupan tujuan lebih luas dan beragam, mulai dari bidang sosial, keagamaan, pendidikan, hingga politik, bahkan dapat menjadi corong ideologi atau kendaraan kepentingan bersama. "Organisasi profesi wartawan itu garda penjaga kebenaran informasi. Sedangkan Ormas dan LSM itu wadah aspirasi masyarakat. Jangan dicampuradukkan, biarkan masing-masing berjalan sesuai relnya," pungkasnya, mengakhiri pernyataannya yang kini menjadi buah bibir di berbagai kalangan.

Pernyataan Abah Dirja ini diperkirakan akan memicu perdebatan lebih lanjut mengenai batasan dan peran media, serta urgensi menjaga profesionalisme dan independensi jurnalis di tengah dinamika masyarakat yang kian kompleks. Apakah akan ada tanggapan balik dari pihak-pihak terkait? Patut dinantikan.



(As).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tokoh Sunda Gelar Sawala Luhung, Soroti Gaya Kepemimpinan Dedi Mulyadi sebagai 'Maung Sagara'

GARUT, 2 Juni 2025 – Para tokoh Sunda, termasuk Abah Kian Santang Majalaya (Ketua Padepokan Ngaji Diri Ngaji Rasa) dan Asep Sabda (Ketua Yayasan Sentral Kebudayaan Daerah SABDA) dari Garut, berencana menggelar Musyawarah Besar (Sawala Luhung) pada Mei 2025. Pertemuan ini akan fokus membahas fenomena kepemimpinan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang kerap menuai kontroversi, mulai dari penutupan tempat wisata yang dianggap melanggar tata ruang hingga penggunaan barak TNI untuk mendidik anak-anak bermasalah. Dalam keterangan pers, Asep Sabda mengungkapkan bahwa musyawarah ini akan mengkaji secara mendalam sosok Dedi Mulyadi yang digambarkan sebagai "Maung Sagara". Istilah ini merupakan kiasan yang menggabungkan simbol "Maung" (Harimau) yang melambangkan wibawa, keberanian, kekuatan, kekuasaan, dan mistik, dengan "Sagara" (Lautan/Samudra Luas) yang merepresentasikan kedalaman, ketidakterbendungan, dan misteri. "Kang Dedi Mulyadi adalah Maung Sagara. B...

Hibah PATAKA Kerajaan Pajajaran kepada Kang Dedi Mulyadi, Simbol Kebangkitan Sunda

Bogor, 14 Juni 2025 – Sebuah peristiwa bersejarah terjadi hari ini di Batu Tulis, Bogor, dengan disepakatinya hibah PATAKA (Bendera Perang) Kerajaan Pajajaran kepada Kang Dedi Mulyadi, yang kini menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat. Kesepakatan ini dicapai dalam sebuah Sawala Adat yang diprakarsai oleh Yayasan Sentral Kebudayaan Daerah SABDA, yang diketuai oleh Saudara Asep Sabda, dan Aliansi Komunitas Budaya Jawa Barat, yang diketuai oleh Abah Iman. Acara Sawala Adat ini turut dihadiri oleh perwakilan dari Padepokan Aji Diri Aji Rasa Majalaya, Kabupaten Bandung, yaitu Aang Sancang dan Abah Mahpudin, serta Tokoh Adat Ci Mande Bogor, H. Asep Ci Mande. Pusaka dan PATAKA yang dihibahkan ini merupakan peninggalan bersejarah dari Kerajaan Sunda dan Kerajaan Pajajaran, yang berlokasi di Batu Tulis, Kota Bogor. Yang paling menarik perhatian adalah kehadiran PATAKA atau bendera perang dari masa Kerajaan Sunda dan Pajajaran, yang dalam bahasa Sunda diistilahkan sebagai "Muka Tutungkusan...

Kontes Ayam Hias Semarakkan Lapangan Pemkot Cimahi, Dorong Potensi Ekonomi Kerakyatan

Cimahi, 14 Juni 2025 – Ratusan penggemar ayam hias memadati Lapangan Pemkot Cimahi hari ini untuk mengikuti Kontes Ayam Hias Piala Walikota Cimahi. Acara ini secara resmi dibuka oleh Assisten III, Harjono, yang mewakili Walikota Cimahi. Turut hadir dalam pembukaan Kepala Dinas Pangan Pertanian yang di wakili, serta Camat Cimahi Utara, Ruly. Dalam sambutannya, Harjono menyampaikan permohonan maaf atas ketidakhadiran Walikota Cimahi karena kesibukan lain. Ia menyambut baik kegiatan ini dan berharap kontes ayam hias dapat terus berkembang serta semakin memajukan dunia ayam hias di Cimahi dan sekitarnya. "Alhamdulillah, Cimahi hari ini di tengah berbagai kegiatan, salah satunya dimeriahkan dengan kontes ayam," ujar Harjono saat membuka acara. Harjono menjelaskan bahwa kontes ini tidak hanya mempertandingkan ayam hias, tetapi juga beberapa jenis ayam lain seperti ayam Pelung. Ia juga menyampaikan terima kasih atas dukungan dari Kepala Dinas Provinsi serta para sponsor dari Pokn...