Bandung Barat – Warga Kampung Cibodas, Desa Sunten Jaya, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, dipaksa menelan pil pahit. Jalan kabupaten sepanjang 240 meter di wilayah mereka telah berubah menjadi neraka bagi para pengguna jalan. Lubang menganga bak kawah, siap menelan apa saja yang melintas. Ini bukan sekadar jalan rusak, ini adalah jebakan maut yang dibiarkan begitu saja oleh pemerintah.
"Kondisi jalan yang panjangnya 240 meter sangat miris melihatnya. Di sepanjang jalan nampak berlubang sangat dalam," ujar seorang warga, dengan nada geram yang tak tertahankan. Setiap hari, pengendara roda empat harus berjingkat-jingkat, takut sasis mobil mereka hancur menghantam aspal. Musim hujan? Jangan tanya. Jalanan berubah total menjadi kubangan lumpur pekat yang memuakkan. Musim kemarau? Warga disuguhi badai debu tebal yang siap merobek paru-paru mereka.
Agus, seorang penduduk Kampung Cibodas, dengan nada putus asa memohon, bahkan memohon-mohon, kepada Bupati Bandung Barat untuk segera bertindak. "Kami memohon kepada Bupati Bandung agar segera jalan ini diperbaiki dikarenakan membahayakan pengguna jalan. Kalau hujan becek, kalau kemarau debunya minta ampun," tuturnya, menyuarakan jeritan hati ribuan warga yang sudah muak dengan janji-janji kosong.
Ironisnya, atau lebih tepatnya memalukan, upaya pemerintah desa setempat untuk melaporkan kondisi jalan ini kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) terkait telah gagal total. "Pihak pemerintah desa sudah melaporkan ke Dinas PUPR terkait tapi sampai saat ini belum ada jawaban," terang sumber yang sama, seolah menegaskan bahwa harapan perbaikan hanyalah angan-angan belaka bagi warga Cibodas.
Kerusakan infrastruktur jalan yang parah di Kampung Cibodas ini bukan hanya masalah teknis, ini adalah tamparan keras bagi wajah pembangunan dan pemerataan aksesibilitas di Bandung Barat. Jalan yang seharusnya menjadi urat nadi perekonomian dan penunjang aktivitas sosial, kini justru menjadi penghalang utama. Mobilitas warga terhambat, distribusi barang mandek, dan akses ke layanan dasar pun ikut tercekik.
Entah sampai kapan warga Cibodas harus hidup dalam penderitaan ini. Sinergi antara pemerintah daerah dan instansi terkait hanyalah retorika manis jika kenyataannya keluhan masyarakat dibiarkan menguap begitu saja. Warga Cibodas hanya bisa berharap, atau lebih tepatnya menuntut, agar suara mereka tidak lagi dianggap angin lalu dan jalan mereka segera mendapat sentuhan perbaikan yang bukan sekadar janji di atas kertas.
Komentar
Posting Komentar