Langsung ke konten utama

Pekerja Proyek di SMPN 6 Cimahi Diduga Abaikan K3, Warga Minta Keselamatan Jadi Prioritas


 

Rin, Cimahi – Pembangunan dan perbaikan fasilitas di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 6 Cimahi tengah berjalan dengan kucuran dana hibah senilai kurang lebih Rp1,2 miliar.

Namum di balik pengerjaan proyek tersebut, muncul sorotan tajam dari masyarakat terkait minimnya penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

Pantauan awak media di lokasi, sejumlah pekerja terlihat bekerja tanpa mengenakan alat pelindung diri(APD)

Kondisi itu dinilai bak “menantang maut” demi upah, padahal standar K3 seharusnya menjadi hal utama dalam setiap pekerjaan konstruksi.

Situasi tersebut dikhawatirkan bisa memicu terjadinya kecelakaan kerja.

Rahmat Hidayat, warga RW 05 yang kebetulan melintas di area proyek, mengungkapkan keresahannya.

“Jangan abaikan K3. Kalau celaka, siapa yang bisa menduga? Jangan merasa jagoan, ingat anak dan istri menunggu di rumah,” ujarnya kepada wartawan.

Saat awak media berusaha meminta konfirmasi, kepala sekolah SMPN 6 Cimahi disebut sedang menghadiri rapat, menurut keterangan pihak keamanan.

Sementara itu, pengawas maupun mandor proyek juga tidak terlihat di lokasi.

Padahal, aspek keselamatan kerja sudah jelas diatur dalam regulasi, mulai dari Pasal 86 dan 87 Undang-Undang Ketenagakerjaan tentang program K3 nasional 2024–2029, Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2019 tentang Keselamatan Pekerja, hingga Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 5 Tahun 2018.

Semuah aturan itu menegaskan bahwa keselamatan pekerja adalah kewajiban yang tak bisa diabaikan.

Masyarakat berharap pihak terkait, baik pelaksana proyek maupun instansi pengawas, lebih serius memperhatikan penerapan standar keselamatan kerja.

Tujuan kerja pembangunan meningkatkan mutu pendidikan tentu tak boleh meninggalkan risiko yang mengancam nyawa para pekerja.

Pekerja Proyek "Tantang Maut," Keselamatan Hanya di Atas Kertas?

Pembangunan di SMPN 6 Cimahi dengan dana hibah Rp1,2 miliar kini menuai sorotan tajam. Alih-alih menjadi contoh pembangunan yang aman, proyek ini justru diwarnai pemandangan miris: pekerja dibiarkan "menantang maut" demi upah.

Ironisnya, saat awak media mencoba meminta klarifikasi, pengawas dan mandor proyek seolah raib dari lokasi. Padahal, keselamatan kerja sudah diatur dalam berbagai regulasi, yang seharusnya menjadi hal mutlak, bukan sekadar basa-basi.

Proyek ini seolah menjadi ironi. Di satu sisi, tujuannya untuk meningkatkan mutu pendidikan, di sisi lain, nyawa para pekerja dibiarkan terancam, seolah nyawa mereka tak sebanding dengan dana yang digelontorkan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tokoh Sunda Gelar Sawala Luhung, Soroti Gaya Kepemimpinan Dedi Mulyadi sebagai 'Maung Sagara'

GARUT, 2 Juni 2025 – Para tokoh Sunda, termasuk Abah Kian Santang Majalaya (Ketua Padepokan Ngaji Diri Ngaji Rasa) dan Asep Sabda (Ketua Yayasan Sentral Kebudayaan Daerah SABDA) dari Garut, berencana menggelar Musyawarah Besar (Sawala Luhung) pada Mei 2025. Pertemuan ini akan fokus membahas fenomena kepemimpinan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang kerap menuai kontroversi, mulai dari penutupan tempat wisata yang dianggap melanggar tata ruang hingga penggunaan barak TNI untuk mendidik anak-anak bermasalah. Dalam keterangan pers, Asep Sabda mengungkapkan bahwa musyawarah ini akan mengkaji secara mendalam sosok Dedi Mulyadi yang digambarkan sebagai "Maung Sagara". Istilah ini merupakan kiasan yang menggabungkan simbol "Maung" (Harimau) yang melambangkan wibawa, keberanian, kekuatan, kekuasaan, dan mistik, dengan "Sagara" (Lautan/Samudra Luas) yang merepresentasikan kedalaman, ketidakterbendungan, dan misteri. "Kang Dedi Mulyadi adalah Maung Sagara. B...

Hibah PATAKA Kerajaan Pajajaran kepada Kang Dedi Mulyadi, Simbol Kebangkitan Sunda

Bogor, 14 Juni 2025 – Sebuah peristiwa bersejarah terjadi hari ini di Batu Tulis, Bogor, dengan disepakatinya hibah PATAKA (Bendera Perang) Kerajaan Pajajaran kepada Kang Dedi Mulyadi, yang kini menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat. Kesepakatan ini dicapai dalam sebuah Sawala Adat yang diprakarsai oleh Yayasan Sentral Kebudayaan Daerah SABDA, yang diketuai oleh Saudara Asep Sabda, dan Aliansi Komunitas Budaya Jawa Barat, yang diketuai oleh Abah Iman. Acara Sawala Adat ini turut dihadiri oleh perwakilan dari Padepokan Aji Diri Aji Rasa Majalaya, Kabupaten Bandung, yaitu Aang Sancang dan Abah Mahpudin, serta Tokoh Adat Ci Mande Bogor, H. Asep Ci Mande. Pusaka dan PATAKA yang dihibahkan ini merupakan peninggalan bersejarah dari Kerajaan Sunda dan Kerajaan Pajajaran, yang berlokasi di Batu Tulis, Kota Bogor. Yang paling menarik perhatian adalah kehadiran PATAKA atau bendera perang dari masa Kerajaan Sunda dan Pajajaran, yang dalam bahasa Sunda diistilahkan sebagai "Muka Tutungkusan...

Kontes Ayam Hias Semarakkan Lapangan Pemkot Cimahi, Dorong Potensi Ekonomi Kerakyatan

Cimahi, 14 Juni 2025 – Ratusan penggemar ayam hias memadati Lapangan Pemkot Cimahi hari ini untuk mengikuti Kontes Ayam Hias Piala Walikota Cimahi. Acara ini secara resmi dibuka oleh Assisten III, Harjono, yang mewakili Walikota Cimahi. Turut hadir dalam pembukaan Kepala Dinas Pangan Pertanian yang di wakili, serta Camat Cimahi Utara, Ruly. Dalam sambutannya, Harjono menyampaikan permohonan maaf atas ketidakhadiran Walikota Cimahi karena kesibukan lain. Ia menyambut baik kegiatan ini dan berharap kontes ayam hias dapat terus berkembang serta semakin memajukan dunia ayam hias di Cimahi dan sekitarnya. "Alhamdulillah, Cimahi hari ini di tengah berbagai kegiatan, salah satunya dimeriahkan dengan kontes ayam," ujar Harjono saat membuka acara. Harjono menjelaskan bahwa kontes ini tidak hanya mempertandingkan ayam hias, tetapi juga beberapa jenis ayam lain seperti ayam Pelung. Ia juga menyampaikan terima kasih atas dukungan dari Kepala Dinas Provinsi serta para sponsor dari Pokn...